Anjuran Menyelesaikan Urusan Secara Sembunyi-Sembunyi

 

 

Rasulullaah ﷺ mengajarkan kepada kita, jika kita akan mengerjakan sesuatu maka sebaiknya dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah -radhiaLlaahu ‘anhu- Rasulullaah ﷺ bersabda:

اسْتَعِينُوا عَلَى إِنْجَاحِ الْحَوَائِجِ بِالْكِتْمَانِ، فَإِنَّ كُلَّ ذِي نِعْمَةٍ مَحْسُودٌ

“Berusahalah untuk menyelesaikan setiap urusan dengan sembunyi-sembunyi, karena sesungguhnya setiap yang memiliki nikmat ada yang hasad terhadapnya”

Hadits ini dituliskan oleh Imam At Tabrani di Jami’ As-Shaghir, dan dishahihkan oleh Imam Al Albani dalam As Silsilah As Shahihah no. 1453.

Semakna dengan hadits ini, Nabi Ayyub -‘alaihissalaam- pernah berpesan kepada putranya, Nabi Yusuf -‘alaihissalaam- ketika bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan.

قَالَ يَٰبُنَيَّ لَا تَقۡصُصۡ رُءۡيَاكَ عَلَىٰٓ إِخۡوَتِكَ فَيَكِيدُواْ لَكَ كَيۡدًاۖ

Ayahnya berkata: “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. (Yusuf:5)

Kemudian apakah hadits ini bertentangan dengan ayat pada surat Adh-Dhuha? Yang berbunyi:

وَأَمَّا بِنِعۡمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثۡ

Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan. (Adh Dhuha:11)

Para Ulama mengatakan, dalam Syariat Islam tidak mungkin ada pertentangan antar ayat di Al Quran dan juga di hadits. Demikian pula antara ayat 11 pada surat Adh Dhuha ini dengan hadits di atas. Hadits Abu Hurairah -radhiaLlaahu ‘anhu- ini ditujukan untuk urusan yang belum dikerjakan atau yang sedang dikerjakan. Adapun ayat Adh Dhuha, ditujukan ketika sudah selesai darinya.

Meskipun demikian, dalam mengamalkan ayat ini harus diperhatikan pula kepada siapa kita mengabarkan suatu kenikmatan, supaya tidak berakibat munculkan kedengkian.

Wallaahu a’lam.

 

Sumber:

  1. As Silsilah As Shahihah
  2. islam.qa.info

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *