Sejarah Yayasan Taruna Al Quran
Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Taruna Al Quran dan Yayasan Taruna Al Quran
Sepulang dari belajar di Universitas Islam Madinah pada tahun 1993 Ustadz Umar Budihargo, mulai melibatkan diri dalam dunia pendidikan di desa Sumbermulyo, Bambang lipuro, Bantul Yogyakarta di sebuah Pesantren Asy Syifa Muhammadiyah bersama 12 santri yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Timor Timur (yang pada saat itu masih berada pada NKRI), Sumatera, dan Jawa, dengan berbekal Rp.100.000,- (Seratus Ribu Rupiah) dan tanpa memungut biaya dari para santrinya.
Meskipun pesantren Asy Syifa terletak di tengah komunitas Nasrani, kehidupan sosial masyarakat bisa berjalan berdampingan, rukun dan harmonis. Alhamdulillah, pada tahun 1997, Asy Syifa tetap giat dalam dunia pendidikan. Jumlah santri semakin hari bertambah banyak. Demikian pula amal usaha yang dimiliki sebagai penopang kebutuhan kegiatan belajar mengajar di pesantren tersebut juga berkembang.
Agar lebih memudahkan koordinasi dengan cabang-cabang yang ada dan sebagai upaya legal formal sebuah lembaga pendidikan maka pengurus PP. Taruna Al Qur’an membentuk Yayasan Taruna Al Qur’an pada hari Senin tanggal 10 Maret 1997 melalui Akta Notaris No. 05 tahun 1997 yang bergerak di bidang kemanusiaan, keagamaan, dan pendidikan.
Dari data-data yang telah di rekapitulasi, Yayasan Taruna Al Qur’an memiliki peserta didik baik kategori Kepesantrenan maupun Non Kepesantrenan sebanyak 731 orang dengan jumlah Ustadz, Guru maupun pegawai sebanyak 147 orang. Satu amanat yang besar yang harus diemban oleh Yayasan Taruna Al Qur’an.